Birau Bulungan

Hai sahabat blogger....


Pada kesempatan ini saya akan berbagi sedikit aja pengetahuan ngak perlu banyak-banyak mengenai Birau. Apa sih birau itu? Kapan dan dimana dilaksanakannya? Darimana asalnya? Dan apa saja sih tujuannya? Hemmm ????????

Semua itu akan terjawab setelah sobat menelusuri postingan blog saya dibawah ini.

Baiklah langsung saja yah, Birau adalah sebuah festival budaya yang menjadi agenda tahunan dan berlangsung di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, Indonesia. Birau ditetapkan pada setiap tanggal 12 Oktober, dan ketetapan tersebut dikukuhkan dalam Perda Tk II Bulungan Nomor 02 Tahun 1991. Setelah itu disahkan lagi dalam SK Gubernur Kepala Daerah (KDH) Tk I Kaltim No 003.3-IV.2-144.

Secara etimologi “Birau” adalah sebuah kata dalam bahasa Bulungan yang artinya, “Pesta Besar”. Suatu tradisi pesta adat yang diselenggarakan oleh para Sultan Bulungan secara turun-temurun. Dulunya, Birau diselenggarakan pada perkawinan putera-puteri sultan, khatam Al Qur’an, sunatan putera sultan, naik ayun dan injak tanah putera-puteri sultan, dan penobatan sultan.

Menurut data/arsip yang tersimpan di museum Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas, Birau secara intensif diselenggarakan di masa pemerintahan Ali Kahar. Sultan Bulungan ke V yang bergelar Sultan Kaharuddin II atau Puen Tua memerintah dari tahun 1875-1889. Pesta akbar ini seakan jadi pesta syukur dan kegembiraan bagi masyarakat Bulungan yang terdiri dari berbagai etnik dan suku hingga terakhir kali diselenggarakan tahun 1955 pada saat khatam dan khitanan Datuk Ali putera Sultan Maulana Djalaluddin.

Menurut data tersebut, penyelenggaraan Birau yang paling meriah dan besar yang berlangsung selama 40 hari 40 malam terjadi pada tahun 1946. Saat itu, Sultan Bulungan Ke X yang bernama Sultan Maulana Djalaluddin dianugerahi pangkat “Letnan Kolonel Tituler” oleh Ratu Belanda Wilhelmina.

Namun, sejak Sultan Maulana Djalaluddin pada 12 Desember 1958 meninggal dunia, tidak ada lagi ditemukan catatan penyelenggaraan Birau di Bulungan, atau bekas Kesultanan Bulungan yang meliputi wilayah Tarakan, Nunukan, Malinau, dan Tanah Tidung, yang sekarang dimekarkan jadi kota dan kabupaten. Tapi, setelah H Jusuf Dali terpilih sebagai Bupati pada tahun 1991, ia menetapkan penyelenggaraan birau setiap dua tahun, yang kemudian oleh Bupati RA Bessing (almarhum) menjadikannya setiap tahun untuk mengembangkan produk wisata di Wilayah Utara Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Negara bagian Sabah dan Serawak Malaysia Timur.

Adapun Pelaksanaan Birau telah menjadi agenda resmi Pemerintah yang dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 12 Oktober bersamaan dengan peringatan HUT Kota Tanjung Selor dan Kabupaten Bulungan.

Tujuan pelaksanaan Birau adalah:
Upaya untuk melestarikan dan menggali potensi adat dan seni budaya asli Kabupaten Bulungan.
Memberikan hiburan kepada masyarakat dan penyampaian informasi hasil pembangunan daerah.
Sebagai media promosi pariwisata daerah dan upaya menarik wisatawan.


Sesuai dengan tujuan tersebut, maka dalam pelaksanaan Birau, selain menampilkan atraksi adat dan seni budaya daerah, tari kreasi, juga dipadukan hiburan modern dan kegiatan pameran pembangunan, serta pasar malam.

http://id.wikipedia.org/wiki/Birau


Selain itu sahabat blogger juga harus tahu dong kegiatan birau yang cukup meriah, yaitu kegiatan pawai, biasanya diiukuti oleh berbagai elemen masyarakat, seperti Sekolah, LSM, Persatuan-Persatuan dan banyak deh, Serunya lagi para peserta mengenakan pakaian adat loh, jadi seru pokoknya. Berikut saya lampirkan beberapa foto peserta pawai mengenakan pakaian adatnya.

Maaf foto yang saya tampilkan cuman yang ini karena hanya ini yang ada sama saya, jadi teman-teman yang tidak ada jangan meraju yah. ahahahahahah

















Related Posts:

0 Response to "Birau Bulungan"

Post a Comment